Muludan di Cirebon

Dodi Nurdjaja

Header Ads

728 x 90 ads 728 x 90 ads
Maaf sedang ada penataan ulang label, dalam rangka mau ganti theme/template. Berdampak di Menu Utama.


DMCA.com Protection Status
Copas harus se-izin pemilik konten

Muludan di Cirebon

Muludan identik dengan Festival Rakyat, Pesta Rakyat, Pasar Rakyat atau Pasar Malam. Konon, dulu Muludan dimulai setiap tanggal 1 – 12 Mulud. Para pedagang musiman menggelar aneka dagangannya di sekitar Keraton di Cirebon. Di dekat Keraton Kanoman, Muludan berlokasi di antara Pasar Kanoman dan Keraton Kanoman. Di dekat Keraton Kesepuhan, Muludan berlokasi di Alun-alun Kesepuhan (depan Masjid Agung 'Sang Cipta Rasa'). Di dekat Keraton Kecirebonan, Muludan berlokasi di halaman depan Keraton Kecirebonan. Di dekat Keprabonan, Muludan berlokasi di sepanjang Jalan Lemah Wungkuk.
---

Pasar Rakyat

Foto diunduh dari
http://www.pikiran-rakyat.com/ffarm/www/imagecache/625x350/ffarm/www/2010/02/05/muludan.jpeg.jpg
pada http://www.pikiran-rakyat.com/node/85802

Muludan sebenarnya bermakna segala aktivitas yang dilakukan berkenaan dengan bulan Mulud (Rabi'ul Awal). Makna konotatif ini bergeser karena ada keramaian yang terjadi menjelang perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Sejatinya aktivitas keramaian ini menjadi rangkaian lanjutan dari Saparan (baca kembali "Bulan Safar di Cirebon")

Muludan identik dengan Festival Rakyat, Pesta Rakyat, Pasar Rakyat atau Pasar Malam. Konon, dulu Muludan dimulai setiap tanggal 1 – 12 Mulud. Para pedagang musiman menggelar aneka dagangannya di sekitar Keraton di Cirebon. Di dekat Keraton Kanoman, Muludan berlokasi di antara Pasar Kanoman dan Keraton Kanoman. Di dekat Keraton Kesepuhan, Muludan berlokasi di Alun-alun Kesepuhan (depan Masjid Agung 'Sang Cipta Rasa'). Di dekat Keraton Kecirebonan, Muludan berlokasi di halaman depan Keraton Kecirebonan. Di dekat Keprabonan, Muludan berlokasi di sepanjang Jalan Lemah Wungkuk.

Alun-alun Kesepuhan, menjadi tempat Muludan paling padat. Gelaran para pedagang, tidak hanya di dalam Alun-alun Kesepuhan semata, tetapi meluber ke luar menutup ruas-ruas jalan yang mengelilingi Alun-alun Kesepuhan. Ke arah Pulasaren bersentuhan dengan pedagang yang menggelar dagangan di sepanjang Jalan Lemah Wungkuk. Di tahun-tahun depan, bisa jadi akan bersentuhan dengan dagangan yang di gelar di sekitar Keraton Kecirebonan.

Di tahun-tahun berikutnya, Muludan tidak lagi dimulai sejak tanggal 1 Mulud. Banyak para pedagang yang 'mencuri start', menggelar dagangannya. Tidak heran jika pada tahun ini pedagang musiman Muludan sudah membuka lapak sejak bulan awal Sapar. Dan tidak mustahil di tahun-tahun mendatang, sudah ramai menggelar dagangnnya sejak masih bulan Sura (Muharram). Jika memang demikian, berarti tinggal memindah lapak dari perayaan 'Kirab Budaya' HUT Cirebon (baca kembali "Ronggeng Bugis") di Alun-alun Kejaksan (baca kembali "Minggu Pagi di Kota Cirebon (Bagian 1)" ke perayaan Muludan yang tersebar di Kanoman, Kesepuhan, Kecirebonan dan Keprabonan.

Jenis dagangan pun mulai bervariasi. Awalnya hanya pedagang mainan anak-anak dan makanan tradisional Cirebon di seputar arena hiburan dan panggung hiburan musiman. Mainan anak (ciri khas Muludan) yang dijual biasanya perahu/kapal othok-othok (bahannya dari seng, digerakkan dengan bahan bakar minyak tanah), topeng binatang (dari kertas dipadatkan), mobil-mobilan yang ditarik tali (dari jenis sedan, jeep, minibus, bis dan truk, bahan dari seng atau kayu), aneka mainan masak-masakan (bahan dari seng, kayu atau anyaman bambu). Makanan tradisonal yang dijual biasanya docang, mi koc[l]ok, kerupuk sambel, empal gentong, tahu petis (paling banyak digelar). Arena hiburan biasanya korsel (komedi putar), dermulen (wheel), ombak banyu, dan beberapa wahana lain. Panggung hiburan bersifat tertutup (harus beli karcis/tiket untuk menonton) dan biasanya tanpa tempat duduk bagi penonton, biasanya berupa pertunjukan ronggeng kethek (yang melibatkan banyak kera), tong edan atau tong setan atau bola motor (atraksi motor dengan kecepatan tinggi), sihir potong leher (pertunjukan trik sulap seolah mistik, sebenarnya sudah terlihat jelas juga bagaimana triknya), tontonan makhluk-makhluk mistis (setengan manusia setengah hewan atau siluman, inipun terlihat jelas rahasianya), dan lain-lain. Sebagai pelengkap, biasanya banyak yang menggelar jasa meramal dan berjualan benda-benda pusaka. Berikutnya, berbagai jenis senjata non pusaka pun banyak dijual di sini.

Arena hiburan dan panggung hiburan musiman, biasa terdapat pada pasar malam di tempat-tempat lain. Begitu pula dengan dagangan mainan anak, jasa meramal, benda pusaka dan senjata non pusaka. Makanan tradisional digelar oleh pedagang musiman, maka jangan diharap keunggulan rasa, rasanya kadang di bawah standar namun harganya di atas rata-rata.

Makin bertambah tahun, jenis dagangan makin bervariasi. Semisal pada makanan, ada juga jajanan kerak telor ala betawi, pedagangnya kadang memang berasal dari Jakarta. Martabak (manis maupun sayur/telur) makin mendominasi di setiap sudut. Begitu juga dengan dagangan selain makanan, mainan anak makin diperkaya dengan jenis mainan elektronik. Para pedagang pakaian pun (kadang diidentikkan dengan orang Padang) banyak menggelar dagangannya.

Bagaimana dengan para pengunjung? Ternyata bukan hanya orang-orang Cirebon atau sekitar Cirebon saja. Apalagi banyak dari para pengunjung ini yang datang khusus untuk perayaan Maulid Nabi oleh keluarga Keraton-Keraton Cirebon, sekaligus berziarah ke beberapa situs (makam, petilasan maupun benda-benda peninggalan sejarah).


Wisata Ziarah

Para pengunjung yang datang dari luar Cirebon, biasanya memanfaatkan moment untuk berziarah ke beberapa situs sejarah di sekitar Cirebon. Berikut ini adalah situs sejarah yang biasa dikunjungi.

1.Berhubungan dengan Keraton
a. Keraton Kanoman
(http://thearoengbinangproject.com/2010/12/keraton-kanoman-cirebon/)
b. Keraton Kesepuhan
(http://thearoengbinangproject.com/2010/11/keraton-kasepuhan-cirebon/)
c. Keraton Kecirebonan
(http://thearoengbinangproject.com/2010/12/keraton-kacirebonan-cirebon/)
d. Keprabonan (lebih bersifat peguron daripada keraton, tempat para keluarga Keraton belajar)
(https://www.tiket.com/keprabonan-palace)
e. Trusmi
(http://thearoengbinangproject.com/2010/12/makam-ki-buyut-trusmi-cirebon/)
2. Situs Makam
a. Kompleks makam Gunung Jati
(http://thearoengbinangproject.com/2012/11/uji-nyali-di-puser-bumi-gunung-jati-cirebon/)
b. Makam Mbah Kuwu Sangkan (di daerah Talun, Cirebon)
(http://thearoengbinangproject.com/wisata/makam-kramat-talun-cirebon/)
c. Makam Syekh Maulana Maghribi
(http://thearoengbinangproject.com/2010/12/makam-syekh-maulana-maghribi-cirebon/)
d. Makam Pangeran Cucimanah, Pangeran Jagasatru dan Pangeran Sapu Jagat (http://morincirebon.blogspot.com/2011/02/makam-pangeran-sapu-jagat.html)
e. dan lain-lain
3. Situs bersejarah lainnya
a. Masjid Agung 'Sang Cipta Rasa'
(http://thearoengbinangproject.com/2010/12/masjid-agung-sang-cipta-rasa-cirebon/)
b. Masjid Merah (Panjunan)
(http://thearoengbinangproject.com/2010/11/masjid-merah-panjunan-cirebon/)
c. Pekalangan (Kelurahan Pekalangan, Kecamatan Pekalipan, Cirebon, tempat menyimpan pedati bernama Ki Gede Pedati Gede, kendaraan Walangsung/Cakrabuana)
(googling "ki gede pedati pekalangan")
d. Goa Sunyaragi
(http://thearoengbinangproject.com/2010/11/gua-sunyaragi-cirebon/)
e. Cibulan (petilasan Prabu Siliwangi, di belakang pemandian umum Cibulan)
(http://thearoengbinangproject.com/2011/01/kolam-cibulan-kuningan/)
f. Gedung Perjanjian Linggarjati
(http://thearoengbinangproject.com/2010/12/gedung-perundingan-linggarjati-kuningan/)
g. dan lain-lain
(http://thearoengbinangproject.com/category/tempat-wisata-di-jawa-barat/tempat-wisata-di-cirebon/)



Panjang Jimat


Foto diunduh dari http://indahnesia.com/Images/Information/JAB/JAB_panjang_jimat.jpg pada http://indahnesia.com/indonesia/JABPAL/early_palace_architecture.php

Istilah "Panjang Jimat" maksudnya adalah arak-arakan panjang mengusung pusaka jimat oleh para keluarga Keraton atau keturunannya. Panjang jimat menjadi tontonan setahun sekali yang bisa dilihat di beberapa Keraton dan Peguron Cirebon. Panjang jimat mempertontonkan arak-arakan membawa pusaka (gamelan Sekati/Sekaten di Keraton Kanoman, alat makan utamanya piring lodor dan perabot dapur di Keraton Kesepuhan, atau pusaka-pusaka lain untuk tempat yang lain) untuk dihitung, dicuci (atau dijamas), ditata dan kemudian dikembalikan ke tempat semula.

Biasanya para pengunjung berebut (berjuang untuk bisa) menyentuh pusaka dalam arak-arakan itu sebelum dicuci. Konon untuk ngalab berkah. Setelah dicuci, para pengunjung pun kembali ngalab berkah, berebut mengambil air bekas cucian pusaka-pusaka tadi.

Untuk prosesi ini, sejumlah bangsal dan pendopo telah dipersiapkan/dibersihkan jauh-jauh hari sebelumnya.

Pada Keraton atau situs bersejarah lain, prosesi pencucian (jamasan) benda-benda pusaka bukan dilakukan pada acara muludan.

Pelal

Foto diunduh dari http://jalanjalancirebon.files.wordpress.com/2012/02/pelal.jpg pada http://jalanjalancirebon.wordpress.com/2012/02/08/keraton-kasepuhan-cirebon-gelar-pelal-alit/
Pelal agung (pelal ageng) adalah istilah untuk prosesi panjang jimat yang diselenggarakan pada malam 12 Mulud. Sedangkan pelal alit adalah untuk prosesi persiapan panjang jimat yang selenggarakan pada malam 8 Mulud. Prosesi pelal alit, biasanya tidak se-heboh pelal agung.

Angka 8 pada tanggal 8 Mulud, dianggap sebagai unsur pelengkap angka 12. Jika dijumlahkan (8+12) menjadi 20 (sifat Wajib bagi Allah). Angka 8 konon dipilih juga karena merupakan simbol 8 penjuru angin.

Pun merupakan 8 nama Prabu yang berhak menyandang gelar Siliwangi (sosok prabu yang mampu ke tingkat Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh dan Silih Wewangi). (https://ruddabby.wordpress.com/2010/08/29/delapan-prabu-siliwangi/)
1. Prabu Tajimalela (Petilasannya ada di banyak tempat, salah satunya ada di Gunung Masigit, Cibubut Sumedang).
(lihat pada http://thearoengbinangproject.com/wisata/wisata-sumedang/ dan http://thearoengbinangproject.com/wisata/wisata-tasikmalaya/)
2. Prabu Lembu Agung (Petilasannya juga banyak tetapi yang terkenal ada di Makam Agung Desa Cipaku Sumedang).
3. Prabu Batara Anggara (Petilasannya juga banyak tetapi yang terkenal ada di Gunung Salak Bogor).
4. Prabu Tarumanagara atau terkenal dengan nama Sri Baduga Maharaja (Petilasannya yang terkenal ada di Prasasti Batu Tulis Bogor).
(http://thearoengbinangproject.com/2010/11/prasasti-ciaruteun-bogor/ dan http://thearoengbinangproject.com/2010/06/prasasti-batutulis-bogor/)
5. Prabu Walangsungsang/Cakrabuana/Mbah Kuwu Sangkan (Petilasannya ada di daerah Trusmi dan Talun, Cirebon. Baca kembali Mbah Kuwu Sangkan | Cirebon).
6. Prabu Munding Wangi (Kalau Prabu Munding Wangi dianggap Ngahyang alias tidak jelas di mana petilasan atau makamnya tetapi banyak yang menduga berada di Sancang 21 perbatasan Garut-Tasikmalaya).
7. Prabu Kian Santang (Sama seperti Prabu Munding Wangi yaitu menghilang alias tidak jelas makamnya tetapi banyak orang yang menziarahi ke Godog Suci Cibiuk Garut).
(lihat pada http://thearoengbinangproject.com/wisata/wisata-garut/)
8. Prabu Geusan Ulun ( Raja Sumedang Larang sebagai penutup atau sengaja dihilangkan oleh kerajaan Galuh Pakuwuan Pajajaran dan makamnya ada di Makam-makam Raja Sumedang di Kota Sumedang).
(lihat pada http://thearoengbinangproject.com/wisata/museum-prabu-geusan-ulun-sumedang/)

Benar tidaknya ke-8 nama Prabu Siliwangi tersebut, wallahu 'alam bisawab.


Grebeg Mulud

Untuk prosesi ini, Tajug/Langgar Keraton (atau Tajug di tempat lain) telah dipersiapkan/dibersihkan pula jauh-jauh hari sebelumnya.

Foto lukisan Sunan Kalijaga diunduh dari http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/3/32/Sunan_Kalijaga.jpg pada http://ms.wikipedia.org/wiki/Sunan_Kalijaga
Istilah grebeg mulud atau grebeg maulud konon diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga (http://ms.wikipedia.org/wiki/Sunan_Kalijaga). Grebeg mulud adalah rangkaian dari pelal alit maupun pelal agung (panjang jimat), dilanjutkan dengan kenduri/tawasul muludan (pengajian oleh keluarga Keraton, dibacakan riwayat Nabi, pembacaan barzanzi, kalimat Thoyyibah, shalawat Nabi dan ditutup dengan doa bersama), kemudian makan bersama sajian sega rasul (arak-arakan nasi dan segala jenis makanan lainnya, dibagikan kepada keluarga Keraton, para abdi dalem dan para pengunjung di luar Tajug/Langgar).

Tentu saja sega rasul (nasi dan jenis makanan lain) ini pun menjadi rebutan di kalangan pengunjung yang ngalab berkah.

Di Keprabonan, dulu biasa diadakan pula acara pegelaran wayang dalam perayaan Grebeg Mulud.


Seputar Perayaan Maulid Nabi


Peringatan Maulid Nabi, menuai kontroversi. Tapi telah lama disahkan oleh negara RI sebagai hari libur nasional. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kontroversi_peringatan_Maulid_Nabi).

Peringatan Maulid Nabi, konon mengadaptasi tradisi yang diperkirakan dikembangkan pertama kali (atau diperkenalkan) oleh Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, di Irak pada masa pemerintahan Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Maulid_Nabi_Muhammad)


Konon, Abu Said al-Qakburi melestarikan tradisi ini dari Shalahuddin Al-Ayyubi sendiri, yang melakukan parade Maulid Nabi, sebagai cara merekrut para mujahidin untuk bergabung dengan pasukannya berperang melawan para Tentara Salib untuk merebut kembali kota Yerussalem. (googling "Gorezan Izzah embunkemuliaan.blogspot.com", karena embunkemuliaan.blogspot.com sudah tidak terdaftar di blogger, hanya copas-nya yang bisa kita temui di berbagai web/blog, bahkan yang diterjemahkan ke berbagai bahasa lain)

Itu saja
#End

=====

Muludan

=====

2 komentar:

  1. memang tidak mudah jika seorang penulis mempunyai suatu "gaya". ia bisa terjebak pada gaya itu dan tidak berkembang lagi. namun mengeksplorasi tulisannya dengan "gaya" lain juga mengundang resiko besar. pembaca bisa "kehilangan" idolanya, atau malah menganggap si penulis tak punya jati diri.

    pada "Sintren", secara cerdas penulis mengaduk gaya bertuturnya dengan berbagai analisa subjektifnya. seandainya saya menuliskan materi yang sama kembali mungkin akan jadi paparan yang "kering". malah bisa-bisa menjadi makalah.

    tapi kali ini -entah disengaja atau tidak, penulis "memilih" gaya ENSIKLOPEDIS. saya membaca tulisan ini seperti membaca halaman wikipedia.

    saya pun tak mengerti mengapa sebagian besar tautan yang dicantumkan pada tulisan ini mengarah ke situs thearoengbinangproject.com mengingat penulis bukan penulis di situs itu. adakah penulis bermaksud menyindir situs tersebut yang sangat dominan dengan entri yang ensiklopedis?

    pun jika memang dimaksudkan sebagai tulisan ENSIKLOPEDIS, penulis agaknya luput pada sub bab Wisata Ziarah poin 2a. Kompleks Makam Gunung Jati.

    jika memang benar yang dimaksud adalah kompleks makam DI gunung jati, maka penulis luput memasukkan kompleks makam SUNAN gunung jati yang berada di gunung SEMBUNG persis di seberang jalan. kompleks terakhir justru yang paling ramai dikunjungi karena merupakan kompleks makam raja2 dan keturunan keraton2 di cirebon. sementara kompleks makam DI gunung JATI adalah pemakaman umum, hanya saja terdapat makam keramat Syekh Nur Jati yang merupakan kakek guru sunan gunung jati.

    jadi kesimpulan saya tulisan ini serba tanggung karena tak jelas mengarah ke mana. andai saja penulis lebih serius dalam mengambil gaya semisal ENSIKLOPEDIS -minimal dengan kualitas wikipedia, maka akan jadi tulisan yang menarik.

    bukan ITU SAJA, tapi saya baru "kabur" dari opname di rumah sakit selama dua hari. jadi agaknya pikiran2 saya perlu di "defrag" dulu.

    bukan ITU SAJA, karena azan Maghrib sudah berkumandang saya harus berhenti mengomentari tulisan ini.

    bukan ITU SAJA, namun saya belum tahu apa lagi yang harus saya tambahkan.

    ITU SAJA.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masukan yang bagus, gan.
      Terus terang, ane juga rasanya perlu defrag fikiran2 ane. Ane kejar tayang ini postingan, karena takut ketinggal momen. Hampir serupa saat nulis Bulan Safar di Cirebon.
      Saat ini ane lagi re-organisasi tampilan blog ane supaya lebih enteng proses loading nya, Gan.
      Yahoo!Answers aja belon sempet ane tengok lagi.
      Eh, di e-mail Yaho udah banyak announce terpilih sebagai jawaban terbaik di Y!A, dan udah naik level 3. Hihihihih...

      Mohon maaf kalo bacaan kali ini makin ga nyaman.

      TFCC

      Hapus

Iklan dan Promosi terselubung masih boleh, asal cantumkan komentar yang sesuai tema.
Iklan/promosi yang berlebihan dan komentar yang tidak sesuai tema, akan dihapus.
Komentar spam akan dihapus juga.

Copyright © 2011 Dodi®Nurdjaja™ . Diberdayakan oleh Blogger.